
Bayi laki - laki di teras rumah

Cahaya Gemita yang ditinggalkan di taksi

Bayi kembar yang ditinggalkan orangtuanya di rumah sakit
Ibu Tinggalkan Bayi di Taksi
Liputan6.com,
Kejadian bermula ketika perempuan meminta sopir taksi mengantarnya dari wilayah Bekasi menuju Manggarai. Di tengah jalan, ia kemudian minta diturunkan di sebuah warung. Sambil menunggu penumpangnya kembali, sopir taksi sempat tertidur. Namun saat pagi, sang sopir justru menemukan bayi mungil di bangku penumpang.
Bayi Laki-Laki Ditemukan di Teras Rumah
Liputan6.com, Pasar Minggu: Bayi mungil ditemukan di tumah rumah seorang warga di kawasan Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (22/1). Ketuka ditemukan, bayi laki-laki yang diperkirakan berusia dua hari tersebut hanya diselimuti dan dibekali sekotak susu yang diduga ditinggalkan orang tuanya. Warga di sekitar lokasi penemuan sang bayi tidak mengetahui ada warga yang tengah hamil tua atau baru saja bersalin. Saat ini, bayi tersebut berada di pusat kesehatan masyarakat kelurahan Pasar Minggu. Aparat Kepolisian Sektor Pasar Minggu yang menangani kasus ini tengah mencari tahu siapa orang tua bayi
Terimpit Ekonomi, Ibu Berencana Menjual Anak
Liputan6.com,
Polisi menangkap Yenni saat menggendong bayinya, Yolanda berdasarkan laporan warga. Menurut saksi, Yenni terlihat menawarkan bayi berumur empat bulan itu ke orang-orang di jalan. Namun di kantor polisi, Yenni tak mengakui perbuatannya.
Dengan berurai air mata, Yenni justru menceritakan kehidupannya yang kacau sejak melahirkan Yolanda. Menurut Yenni, Yolanda adalah hasil hubungan dengan pacarnya saat bekerja di Batam, Kepulauan Riau. Namun sejak dia hamil, sang pacar tak pernah menemuinya lagi. Belakangan Yenni akhirnya mengakui akan menjual Yolanda karena putus asa setelah tak sanggup membiayai dan membesarkannya.
Gimana perasaan teman - teman bila membaca berita seperti di atas? Kalo hati nurani saya secara pribadi seh sedih banget. Para bayi yang tidak berdosa. yang tidak tahu menahu tentang apa yang sedang terjadi, terpaksa harus menanggung nasib yang tidak menentu.
Jujur, dulu sewaktu saya belum menikah dan mempunyai keluarga sendiri, saya ga pernah memikirkan tentang para bayi atau anak - anak yang kurang beruntung yang ternyata banyak sekali ada di luar sana. Tapi sekarang, setiap saya baca atau mendengar berita menyedihkan seperti itu, saya pasti akan meneteskan air mata saya. Sedih sekali. Teriris hati saya. Tidak pernah saya bayangkan bahwa bayi kecil yang seharusnya berada dalam lindungan dan hangat kasih orangtuanya, terpaksa harus berada dalam gendongan orang lain yang tidak pernah dia kenal. Mungkin saat dia masih bayi ini, dia tidak mengerti apa - apa, tapi saat bayi itu beranjak dewasa, pastilah dia ingin tahu mengenai latar belakang asal usul keluarganya. Miris bukan bila dia tidak tahu tentang orang tua kandungnya?
Temans, saya bukannya mau menyalahkan para orang tua si bayi yang sudah tega melakukan hal - hal tersebut di atas. Kadang saya berpikir kalau mungkin lebih baik hal itu memang terjadi di dalam kehidupan si bayi, mengingat biasanya hal ini terjadi di kehidupan para keluarga yang berkekurangan materi dan takut si bayi tidak dapat kehidupan yang layak. Tapi apakah memang itu jalan keluar satu - satunya yang memang bisa dilakukan orang tua si bayi? Di manakah iman mereka dan kepercayaan mereka kepada Tuhan bahwa Tuhan yang telah memberi berkah anugerah berupa anak yang lucu pasti tidak akan pernah meninggalkan dan membiarkan hambaNya kelaparan atau kesusahan. Rejeki pasti akan terus mengalir kepada mereka yang sabar, percaya, dan terus bekerja keras. Membuang bayi atau anaknya sendiri bukanlah jawaban yang akan membebaskan dia dari kemiskinan, melainkan itu hanya akan menambah dosa.
Maaf, bukan maksud saya menghakimi. Tapi saya menulis karena saya prihatin. Saya sedih. Saya kecewa. Saya marah karena saya sendiri tidak bisa melakukan sesuatu untuk para bayi itu. Hanya doa yang bisa saya haturkan kepada Yang Maha Kuasa. Hanya doa yang bisa saya titipkan setiap hari ke dalam hidup anak - anak malang itu. Saya berharap temans juga melakukan hal yang sama. Dan bila ada temans yang tahu bagaimana cara membantu mereka melalui tindakan konkret sehingga saya bisa mengurangi beban mereka, temans bisa beritahu saya kan?
No comments:
Post a Comment